Pelataran Penghujung Senja | Candi Ijo (part 2 of 2)
Setelah dorong motor hingga keringatan,basah kehujanan, melewati hamparan sawah hijau dan deretan bukit menjulang. kami tiba di Candi Ijo.
Candi Ijo dibangun sekitar abad ke-9, di sebuah bukit yang dikenal dengan Bukit Hijau atau Gumuk Ijo yang ketinggiannya sekitar 410 m di atas permukaan laut. Karena ketinggiannya, maka bukan saja bangunan candi yang bisa dinikmati tetapi juga pemandangan alam di bawahnya berupa teras-teras seperti di daerah pertanian dengan kemiringan yang curam. Meski bukan daerah yang subur, pemandangan alam di sekitar candi sangat indah untuk dinikmati.
Struktur kompleks candi merupakan struktur punden berundak dimana kompleks terendah berada di sisi barat dan komplek tertinggi berada di sisi timur mengikuti kontur bukit. Dalam tradisi jawa, perjalanan ke tempat yang tinggi adalah perjalanan menuju Tuhan. teras atau punden berundak dalam struktur candi dan sebagian besar dalam tradisi Hindu Jawa merupakan representasi dari sebuah perjalanan spiritual. Bagian paling bawah adalah tahap manusia masih berurusan dengan dunia dan tahap selanjutnya adalah perjalanan menuju sang Agung.
Di bagian barat terdapat reruntuhan bangunan candi yang masih dalam proses ekskavasi dan belum dipugar. Setelah disela oleh kebun kecil, terdapat teras yang lebih tinggi dengan cukup banyak reruntuhan yang diperkirakan berasal dari sekumpulan candi-candi pemujaan kecil (candi perwara).
Pemandangan di sebelah selatan candi adalah hamparan hijau dari landscape persawahan pepohonan hijau yang terus dari arah timur hingga barat. Pada sore hari Candi Ijo adalah tempat yang tepat untuk menikmati berkas sinar senja yang jingga. Saat menjelang malam, saat sinar matahari mulai meredup, pemandandangan akan digantikan dengan sapaan lampu-lampu kota. Landasan pacu Bandara Internasional Adisucipto memberikan pantulan cahaya yang mencolok seperti sebuah jalan yang berhias lentera di sisi sampingnya.
Kami juga tak bisa melewati pemandangan itu dan sengaja mengambil gambar dengan pose teknik amatir (sok) Fotografer. haha… Pada sisi barat candi, tepat di tepi teras yang memisahkan bagian bawah dan bagian tengah candi, kegiatan menikmati matahari merupakan tempat yang tepat. mengambil foto dan sesekali aku melihat orang-orang mengeluarkan tongkat senjata mereka (red. tongsis) untuk mengabadikan suasana.
Waktu semakin malam saatnya pulang. Perjalanan pulang membawa banyak cerita dan kesan ketidak puasan. karena kami belum puas dan munkin tidak akan puas. karena yang indah tak cukup dinikmati sekali saja. hehehe. Siapkan ransel dalam perjalanan selanjutnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar