RAMADHAN JOURNEY

Ramadhan adalah bulan penuh berkah. Begitulah kira-kira seperti yang banyak kita dengar dan lihat dalam iklan di TV. Memang tidak bisa ditolak seperti yang sudah tertulis dalam Al-Quran. Tulisan ini berusaha untuk tidak terlalu menyinggung masalah normatif agar bisa dibaca oleh berbagai kalangan.
Penamaan bulan hijriah dalam kalender Islam, seperti Sofar, Ramadhan, Muharram dan lainnya, pada mulanya merupakan pebutan orang Arab untuk keadaan cuaca atau musim ketika itu. Ramadhan, merupakan nama bulan dalam kalender Islam yang disebutkan orang Arab untuk musim panas yang pada bulan itu mencapai puncaknya.
Ramadhan berasal dari kata رمض yang berarti panas atau pasir kering. Seperti halnya juga penyebutan Dzulhijjah untuk bulan yang pada saat itu banyak orang melakukan haji, sofar yang memiliki arti kosong digunakan untuk bulan yang merupakan masa penceklik. Penamaan ini sudah ada sebelum Islam muncul di jazirah arab. Begitu juga bulan-bulan yang lain. 
Banyak tradisi yang dilakukan masyarakat seperti Indonesia untuk menyambut bulan Ramadhan. Seperti tradisi padusan di daerah Jawa Tengah, tradisi ini dilakukan dengan mandi di sungai untuk membersihkan badan dan sebagai simbol pembersian diri menyambut bulan Ramadhan.
Sekilas tradisi ini hampir sama dengan kebiasaan orang India mandi di sungai Gangga. Beda tempat beda kebiasaan, itu dalam sebuah ungkapan, di Madura terdapat Tradisi Qosar. Belum diketahui dari bahasa apa kata itu diambil. Tradisi ini dilakukan dengan membersihkan kuburan sanak keluarga dan para sesepuh, seperti mencabut rumput dan semacamnya.

Takjil dan Sedikit Cerita dari Negeri nan Jauh
Berbicara Ramadhan tidak salah jika sedikit membicarakan takjil. Istilah ini adalah penamaan untuk hidangan buka puasa untuk orang umum. Pada awalnya takjil digunakan untuk menyebutkan pedagang-pedagang yang tiba-tiba menjamur menjelang buka puasa. Seperti kata dasarnya takjil diambil dari bahasa arab عجل yang berarti dadakan. Jalan-jalan mendadak jadi pasar, yang dijual pun bermacam-macam dari kolak, es, lauk dll.
Pada masa ini Kata Takjil mengalami ameliorasi atau perluasan makna. Takjil yang awalnya digunakan untuk menyebutkan pasar dadakan, saat ini juga digunakan untuk menyebutkan hidangan buka puasa yang disediakan untuk masyarakat umum termasuk para musafir, seperti yang dilakukan beberapa masjid. Kebiasaan ini sudah berlangsung lama walau belum mengenal istilah Takjil.
Ibnu Batutah dalam memoar ekspedisinya yang berjudul "Tuhfah An Nuzdhar fi Gharaibil Amshar wa 'Ajaibil Asfar" (sebuah kado dari pengalaman menyaksikan Negeri-negeri Asing dan perjalanan yang Ajaib) atau lebih dikenal dengan Rihlah Ibnu Batutah, menyebutkan bahwa penduduk Damaskus di bulan Ramadhan tidak terbiasa berbuka puasa sendirian. Mereka mengundang para sahabat, fakir miskin juga kaum musafir untuk berbuka di rumah mereka. Kebiasaan ini juga dilakukan oleh pejabat pemerintah hingga keluarga khalifah. Ibnu Batutah juga menyebutkan, masjid-masjid di damaskus memiliki dana wakaf yang besar sehingga tak jarang tersedia bekal makanan yang disediakan kepada para musafir dengan cuma-cuma.
Kegiatan seperti ini sudah banyak dilakukan di banyak wilayah di Indonesia. bahkan samapai bagi-bagi buka puasa di jalan sehingga mereka tidak lupa berbuka meski dalam perjalanan dan juga masyarakat kita juga banyak yang menjalankan kegiatan Sahur on The Road dengan membagikan makan sahur kepada orang-orang yang bekerja saat dini hari.

Takjil sekarang menjadi kebiasaan dan seakan sudah menjadi tradisi ini perlu dijaga karena terdapat nilai kebersamaan di dalamnya.


10.13 09.06.14 Timoho

Tags :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar