Kelahiran Kedua
Beberapa hari yang lalu saya mendapatkan pesan whatsapp dari seorang teman, sahabat. Kita lama tak bertemu karena sudah menjalani hidup yang berbeda. Ia sudah mendua dan menjadi seorang suami dari nyonya yang telah lama ia cari, dan aku masih disini. :)
Kabar seperti ini sudah dua kali datang pada saya dalam minggu-minggu ini, saya turur ikut berbahagia. Setelah sahabat dekat saya tadi kini dari kelurga sendiri. Saudara saya memberi kabar bahwa aku akan punya ponakan (lagi). Ya, karena saya sudah punya banyak ponakan dari yang sudah kuliah, yang masih imut dan nakal hingga masih digendong ibunya.
Baca juga: Berjuang - Obrolan Grup WAKabar gembira akan kehadiran buah hati, kabar kehadiran akan kelahiran pastilah sangat membahagiakan apa lagi ia adalah yang lama ditunggu, bukankah begitu?.
Sepertinya apa yang saya pahami tentang kelahiran hingga saat ini masih tentang kehadiran fisik saja. Tapi sepertinya, melihat kebahagiaan yang mereka tunjukan, saya merasa kehadiran dan kelahiran yang mereka tunggu pastilah lebih dari sekedar kelahiran fisik saja.
Kelahiran Kedua
Saat saya membaca novel Dunia Shopie dari Jostein Gaarder yang bercerita tentang seorang seorang remaja bernama Shopie, saya ingat sebuah sesi saat Shopie mendapat kiriman surat-surat aneh dari orang tidak dikenal. Salah satu surat itu hanya berisi pertanyaan “siapa kamu?”. Ini munkin seperti pertanyaan yang biasa, tapi pernahkah terpikir untuk menjawabnya?. saya masih kesulitan menjawabnya. Tapi saya tidak akan membahas panjang lebar tentang pertanyaan itu disini. Karena akan lebih nyaman jika membaca novelnya langsung atau bisa menonton filmnya jika lebih suka menikmatnya secara visual.
Saya hanya ingin meminjam apa yang ada dalam surat yang dikirim kepada Shopie untuk bertanya “apa itu kelahiran?”. Jika kita menjawab kelahiran adalah kehadiran seorang bayi secara fisik saja, saya rasa itu terlalu sederhana. Kelahiran itu pasti lebih dari sekedar kehadiran satu tubuh dan satu nama. Jika hanya seperti itu, untuk apa kita merayakan ulang tahun dengan meriah, kado yang mahal bahkan dengan biaya yang tidak sedikit. Buat saya, jika merayakan ulang tahun hanya untuk kehadiran fisik saja masih terasa ada yang kurang. saya merasa seperti itu.
Baca juga: Puasa bersama HTI di JogjakartaIni hanya pendapat pribadi saja. Karena setiap orang berhak dan bebas untuk merayakannya. Namun alangkah baiknya jika itu bisa lebih bermakna dari hanya sededar fisik saja. Seperti halnya perayaan Maulid Nabi pasti memiliki arti yang lebih dari kehadiran fisik semata.
Apa yang kita lihat saat kelahiran seorang bayi -misalnya- memanglah hanya fisik saja, tetapi apa yang dirasakan pastilah lebih dari apa yang bisa dilihat. Senyum yang merekah dari orang tuanya adalah kelahiran sebuah harapan, bahkan itu sudah dirasakan sebelum ia dilahirkan. Saat pertama mendengar akan kehamilan, ia juga datang dengan membawa harapan. Saat balita mulai belajar bicara walaupun hanya bisa berkata “mama”, “papa”, kebahagiaan hadir bersamanya.
Sampai disini saya mulai tahu bahwa kelahiran memiliki dimensi lain diluar dimensi lahir yang selama ini saya pahami. Saat seseorang untuk pertama kali mulai belajar berbicara dengan orang lain, pertama kali belajar mendengarkan orang lain, dan bekerja dengan dan untuk orang lain. Kelahiran adalah kebahagiaan dan juga permulaan baru dalam dimensi waktu.
manusia tidak hanya lahir satu kali, tapi ia bisapat lahir berkali-kali. Kelahiran pertama adalah tanda beralih dari kesendirian, pasif menuju alam yang lebih aktif dan dinamis. Dimana mengharuskan kita berinteraksi dengan orang lain. Berbicara dengan orang lain, mendengarkan orang lain bahkan untuk bisa bermanfaat bagi banyak orang.
Baca juga: Merdeka dan Secangkir KopiPeralihan dari kelahiran pertama yang pasif adalah proses untuk menjadi orang yang lebih bermanfaat dan bisa diterima orang lain. Berbagi kebahagiaan, keceriaan dan melihat orang bisa tersenyum dan tertawa bukankah hal itu hal yang sangat bahagia?. Saat orang merasa aman dan tidak perlu takut saat bersama kita, saat orang merasa terbantu pada apa yang kita lakukan. ketika itu pula muncul sebuah pertanyaan dalam pikiran saya munkin itukah kelahiran kedua?.
Saat menulis ini saya teringat sebuah kutipan dalam film Avatar Pandora bahwa
manusia terlahir dua kali, dan yang kedua saat ia diterima oleh orang lain
Kelahiran ketiga mungkin saat kita bisa bermanfaat bagi orang lain disekitar kita. Namun sampai saat ini saya merasa masih dalam kandungan. Dalam perjalanan diri yang terus belajar. Menempa dalam sebuah perjalanan. Kapan hari kelahirannya? saya juga tidak tahu waktunya atau munkin lebih telat dari biasanya.
for English Version
for English Version
Tidak ada komentar:
Posting Komentar