Happy Birthday Ya Rasulallah

Kontrofersi Perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW.
Maulid nabi merupakan salah satu moment dan mempunyai nilai historis yang dalam bagi kehidupan umat islam di seluruh dunia. Kelahiran seorang nabi keturunan arab, Muhammad SAW. yang pada akhirnya Merupakan Peletak dasar peradaban baru dalam sejarah manusia. Tepatnya pada 12 Rabiul Awal bertepatan dengan tahun 570 M. Babak peradaban baru inilah yang sangat terkesan dalam islam sehingga pada periode selanjutnya diperingati dengan Maulid Nabi Muhammad SAW.
Dalam catatan sejarah, peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. dimulai pada pemerintahan Dinasti Fatimiyah (909-117 M) di mesir. Tepatnya ketika Sultan Salahudin Al-ayyubi menjadi gubernur di daerah tersebut. Peringatan lahinya nabi muhammad sebenarnya sudah dilakukan oleh muzaffarudin gekburi di suriah,jauh sebelum salahudin, tapi masih bersifat lokal. Baru pada musim ibadah Haji bulan Dzulhijjah 579 H / 1183 M, dengan ide dari muzaffarudin, shalahuddin memerintahkan secara massal pada jamaah haji untuk mereyakan lahirnya Nabi Muhammad SAW. di daerahnya masing-masing setelah mendapat restu dari Khalifah An-nashir di Baghdad.
Salah satu cara yang dilakukan oleh Salahudin untuk memperingati kelahiran nabi Muhammad SAW. Tahun 1183 H. Dengan mengadakan sayembara penulisan riwayat hidup Nabi Muhammad dengan bahasa seindah munkin. Seluruh ulama, sastrawan ikut berpartisipasi dalam sayembara ini. salah seorang sastrawan yang menggubah riwayat Nabi Muhammad adalah Syekh Ja'far Al-barzinji.
Karya Syekh Ja'far sebenarnya berjudul 'Iqd al-Jawahir (Kalung Permata), tapi lebih dikenal dengan nama pengarangnya. Beliau adalah salah seorang murid dari sastrawan terkenal turki Jalaluddin Rumi. Karya ini berisi riwayat singkat hidup Nabi Muhammad SAW. nasab, dan kejadian luar biasa diwaktu kecil beliau hingga diangkat menjadi nabi dan juga berisi puji-pujian.
Nilai yang terkandung dalam Kitab Al-barzinji dipandang oleh Dr. Sa’id Ramadlan Al-Bûthi dalam Kitab Fiqh Al-Sîrah Al-Nabawiyyah: “Tujuannya tidak hanya untuk sekedar mengetahui perjalanan Nabi dari sisi sejarah saja. Tapi, agar kita mau melakukan tindakan aplikatif yang menggambarkan hakikat Islam yang paripurna dengan mencontoh Nabi Muhammad saw.”
Menyiakapi Pro-Kontra
Setiap hal yang baru pasti timbul sikap Pro-Kontra. Dan hal itu menurut teori paradigma Khun merupakan penentangan (anomali) yang akan menimbulkan paradigma baru. Pro-kontra yang terjadi dikalangan ulama, salah satunya ulama Syafi'i mendukung dan mengatakan bahwa hal itu sah-sah saja untuk dilakukan. Berbeda dengan kalangan ulama maliki yang melarang dengan berbagai argumentasi yang ditulis panjang lebar dalam kitab. Tak lepas dari itu kalangan pembaharu wahabi mengatakan, peringatan maulid Nabi Muhammad SAW. Sebagai hal yang bid'ah (mengada-ada).
Tujuan pertama peringatan maulid nabi yang diharapkan shalahudin al-ayyubi sebenarnya, untuk membakar semangat umat islam yang luntur setelah yarussalem dikuasai oleh pihak barat dalam perang salib dan merubah masjidil aqsha menjadi gereja. Saladin begitulah dalam literatur barat Mengatakan bahwa semangat umat islam harus terus dihidupkan dengan mempertebal kecintaan kepada Rosulullah SAW. dan menghimbau kepada semua umat islam untuk memperingati hari kelahiran nabi Muhammad SAW. setiap tahunnya dan dilaksanakan secara massal agar tidak terbuang begitu saja.
Bagi Salahudin peringatan ini sebagai hal yang baru tapi bukan merupakan bid'ah seperti yang diklem oleh reformis wahabi. Salahudin menegaskan bahwa perayaan Maulid Nabi hanyalah kegiatan yang menyemarakkan Syiar agama, bukan perayaan yang bersifat ritual, sehingga tidak dapat dikategorikan bid`ah yang terlarang. Pelaksanaan peringatan ini membuah kan hasil positif, semangat umat Islam menghadapi Perang Salib bergelora kembali. Salahuddin berhasil menghimpun kekuatan, sehingga pada tahun 1187 (583 H) Yerusalem direbut oleh Salahuddin dari tangan bangsa Eropa, dan Masjidil Aqsa menjadi masjid kembali, sampai hari ini.
Nilai historis perayaan ini pada hakikatnya dapat digunakan sebagai jalan tengah dalam sikap pro-kontra yang ada dikalangan ulama dalam memperingati maulid nabi muhammad saw. Sehingga semangat kesatuan, kebersamaan, ketinggian islam bisa tercapai seperi yang dicita-citakan oleh Salahudin Al-ayyubi.
Cak Shoheb, 1 Maret 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar